Saksi Bisu Kejahatan: Bagaimana Labfor Menjelajahi Petunjuk dari Fisika, Kimia, dan Biologi

Admin/ Juni 3, 2025/ Polisi

Di setiap tempat kejadian perkara, ada Saksi Bisu Kejahatan yang tak terhitung jumlahnya. Mereka adalah jejak-jejak fisik—mulai dari sehelai rambut, noda darah, pecahan kaca, hingga residu mesiu—yang menyimpan kunci untuk mengungkap kebenaran. Unit Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian adalah instansi yang bertugas “mendengar” kesaksian ini, menggunakan ilmu fisika, kimia, dan biologi untuk mengurai misteri, dan mengubah petunjuk tak terlihat menjadi bukti hukum yang kuat.

Peran Labfor dalam mengolah Saksi Bisu Kejahatan ini sangat multidisiplin. Para ahli di Labfor adalah ilmuwan yang masing-masing memiliki spesialisasi dalam bidangnya, namun bekerja sama untuk melihat gambaran besar dari setiap kasus.

Dari Sudut Pandang Fisika: Ahli fisika forensik berfokus pada jejak-jejak fisik yang berkaitan dengan gaya dan gerakan. Mereka menganalisis pola tool mark (jejak alat) pada benda yang rusak, menentukan jenis alat yang digunakan dalam pembobolan. Mereka juga memeriksa jejak ban atau alas kaki di TKP untuk mengidentifikasi kendaraan atau individu yang terlibat. Dalam kasus kecelakaan lalu lintas, analisis deformasi kendaraan, pola pecah kaca, dan posisi korban dapat membantu merekonstruksi urutan kejadian. Misalnya, pada 10 Juni 2025, tim fisika forensik dari Bidlabfor Polda berhasil mencocokkan jejak ban di TKP tabrak lari dengan pola ban sebuah kendaraan yang mencurigakan, memberikan petunjuk vital.

Dari Sudut Pandang Kimia: Saksi Bisu Kejahatan seringkali meninggalkan jejak kimia. Ahli kimia forensik menganalisis berbagai zat, mulai dari residu ledakan dari bahan peledak, sisa pembakaran dalam kasus kebakaran (untuk mendeteksi adanya accelerant seperti bensin), hingga serat tekstil, cat, atau tanah yang tertinggal di lokasi. Mereka menggunakan instrumen canggih seperti GC-MS dan FTIR untuk mengidentifikasi komposisi kimiawi suatu zat. Pada 20 April 2025, Puslabfor Polri berhasil mengidentifikasi jenis bahan peledak rakitan yang digunakan dalam sebuah insiden, berdasarkan analisis residu kimia di TKP.

Dari Sudut Pandang Biologi: Mungkin ini adalah bidang yang paling dikenal dalam mengungkap Saksi Bisu Kejahatan karena kemampuannya dalam mengidentifikasi individu. Ahli biologi forensik menganalisis bukti biologis seperti darah, air mani, air liur, rambut, dan jaringan tubuh. Dengan teknik analisis DNA, mereka dapat membuat profil genetik yang unik dari sampel-sampel tersebut, mencocokkannya dengan database atau sampel dari tersangka atau korban. Ini adalah alat yang sangat akurat untuk mengaitkan individu dengan TKP atau dengan korban.

Setiap temuan dari ketiga disiplin ilmu ini kemudian diintegrasikan untuk membangun narasi yang koheren tentang apa yang terjadi. Hasil analisis Labfor tidak hanya membantu penyidik dalam mengungkap pelaku, tetapi juga memberikan bukti kuat yang objektif di persidangan, memastikan bahwa keadilan dapat ditegakkan berdasarkan fakta ilmiah.

Share this Post