Polda Jatim Bekuk Lebih dari 2 Ribu Preman Selama Operasi Pekat
Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Dalam Operasi Pekat (Penyakit Masyarakat) Semeru 2025 yang baru-baru ini digelar, Polda Jatim berhasil membekuk ribuan pelaku premanisme, menegaskan upaya mereka memberantas segala bentuk gangguan kamtibmas.
Operasi Pekat Semeru 2025, yang berlangsung selama sekitar dua minggu, melibatkan seluruh jajaran Polres di bawah koordinasi Polda Jatim. Sasaran operasi ini mencakup berbagai bentuk kejahatan jalanan dan premanisme yang meresahkan, seperti pemerasan, penganiayaan, hingga aksi-aksi gengster.
Hasilnya sangat signifikan. Polda Jatim berhasil mengamankan lebih dari 2.300 orang yang terlibat dalam berbagai kasus premanisme. Jumlah ini menunjukkan skala operasi yang masif dan efektivitas aparat dalam menindak pelaku kejahatan yang meresahkan masyarakat.
Dari ribuan pelaku yang diamankan, ratusan di antaranya merupakan target operasi (TO), sementara sisanya adalah non-TO yang juga terlibat dalam tindak pidana atau pelanggaran ringan. Ini adalah bukti komitmen Polda Jatim untuk membersihkan jalanan dari aksi premanisme.
Modus operandi yang berhasil diungkap Polda Jatim didominasi oleh penganiayaan yang dilakukan perorangan maupun kelompok tertentu, seperti gangster, serta pemerasan oleh debt collector yang melanggar hukum. Aksi-aksi ini seringkali menciptakan rasa takut di tengah masyarakat.
Pasal-pasal yang dipersangkakan kepada para tersangka bervariasi, termasuk Pasal 368 KUHP tentang pemerasan, Pasal 335 KUHP, Pasal 170 KUHP tentang penganiayaan, dan Pasal 351 KUHP. Penegakan hukum yang tegas diharapkan dapat memberikan efek jera.
Tujuan utama dari Operasi Pekat ini adalah menciptakan iklim investasi yang aman dan kondusif di Jawa Timur. Dengan menindak tegas aksi premanisme, Polda Jawa Timur berharap dapat memberikan jaminan keamanan bagi para pelaku usaha dan masyarakat secara keseluruhan.
Selain penindakan, Polda Jawa Timur juga melakukan pembinaan terhadap ratusan orang yang diamankan dalam kasus tindak pidana ringan. Hal ini menunjukkan pendekatan humanis yang seimbang antara penegakan hukum dan upaya pembinaan masyarakat.
Keberhasilan Operasi Pekat ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Masyarakat merasa lebih aman dan nyaman dengan adanya penindakan terhadap premanisme yang selama ini menjadi momok di beberapa daerah.