Operasi Penyelamatan Laut: Peran Vital Polairud dalam Misi SAR di Perairan

Admin/ Juni 10, 2025/ Polisi

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas dan kompleks. Potensi terjadinya kecelakaan laut, baik kapal tenggelam, orang hilang, atau bencana maritim, selalu ada. Dalam menghadapi situasi darurat seperti ini, Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polri memainkan peran yang sangat vital dalam operasi penyelamatan dan pencarian dan penyelamatan (SAR) di perairan. Kemampuan dan kesiapan Polairud adalah jaminan bagi keselamatan jiwa di lautan.

Operasi penyelamatan yang dilakukan oleh Polairud mencakup berbagai skenario. Ketika sebuah kapal dilaporkan hilang kontak atau tenggelam, tim Polairud akan menjadi salah satu unit pertama yang dikerahkan. Mereka menggunakan kapal patroli berbagai ukuran, termasuk kapal cepat dan kapal berukuran sedang, serta pesawat udara seperti helikopter atau pesawat patroli maritim, untuk menyisir area pencarian. Teknologi canggih seperti radar, sonar, dan kamera termal seringkali digunakan untuk mendeteksi keberadaan korban atau puing-puing di permukaan maupun di bawah air.

Personel Polairud yang terlibat dalam operasi penyelamatan adalah individu yang sangat terlatih. Mereka memiliki keahlian dalam navigasi laut, survival di perairan, penyelaman, serta pertolongan pertama. Pelatihan mereka memastikan bahwa mereka mampu beroperasi dalam kondisi cuaca ekstrem, gelombang tinggi, atau di malam hari, yang seringkali menjadi tantangan besar dalam misi SAR. Koordinasi yang erat dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan instansi terkait lainnya juga menjadi kunci keberhasilan setiap operasi.

Selain insiden kecelakaan, operasi penyelamatan Polairud juga mencakup penanganan kejadian di perairan seperti orang jatuh dari kapal, insiden di anjungan lepas pantai, atau bantuan bagi nelayan yang mengalami masalah mesin di tengah laut. Kehadiran Polairud di perairan tidak hanya sebagai penegak hukum tetapi juga sebagai pelindung dan penolong. Sebagai contoh, pada insiden tenggelamnya perahu nelayan di perairan Kepulauan Seribu pada hari Sabtu, 8 Juni 2024, pukul 16.00 WIB, tim Polairud segera merespons, berhasil mengevakuasi tiga nelayan yang selamat setelah terapung selama beberapa jam.

Dengan demikian, operasi penyelamatan yang dijalankan oleh Polairud adalah bukti nyata komitmen Polri dalam melindungi masyarakat, bahkan di tengah luasnya lautan. Keahlian, peralatan canggih, dan dedikasi personelnya menjadikan Polairud sebagai pilar penting dalam setiap misi SAR, memastikan bahwa setiap nyawa yang terancam di perairan mendapatkan pertolongan yang cepat dan efektif.

Share this Post